DAFTAR ISI
Kata pengantar.......
………………………………………………………………....ii
Daftar isi ………………….……………………………………………………...iii
Abstrak………………………………………………………………………………iv
BAB I PENDAHULUAN...…………………………………………………………1
Daftar isi ………………….……………………………………………………...iii
Abstrak………………………………………………………………………………iv
BAB I PENDAHULUAN...…………………………………………………………1
1.1 Latar belakang.........…………………………………………………..……1
1.2
Ekonomi Mikro…......………………………………………………………1
Wawasan ekonomi….………………………………………………………2
Aktivitas unit-unit ekonomi…………………………………………………3
1.3 Rumusan masalah………………………..…………………………………4
1.4 Tujuan
Masalah…………………………………………………………4
1.5 Manfaat
Masalah………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN ………………………….………………………5
2.1 Pengertian konsumsi ……………………………………………….…5
2.2 Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi...........................……………6
1 Besar atau kecilnya
pendapatan…………………………………………7 2 Pendapatan yang mungkin diterima
dimasa yang akan dating…………..8
3.
Pendapatan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lampau……………9
4. Tingkat Bunga……………………………………………………9-10-11
2.3 Fungsi
konsumsi........................…...……………………………………
2.4 Pengertian
tabungan..............................……………………………………4
2.5 Fungsi tabungan……………………………………………………………5
2.6 Faktor-faktor
yang mempengaruhi tabungan.........…….......………………8
BAB III PENUTUP..…………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..10
3.2 Saran…..………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..10
3.2 Saran…..………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
ABSTRAK
Berbagai
masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam konsumsi,menabung dalam rumah
tangga. Ada masyarakat yang tidak suka
berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan, dan ada pula
masyarakat yang memprioritaskan berbelanja dari pada menabung. Persoalan
dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja kita berada.
Demikian pula dalam kehidupan finansial kita. Bahkan ketika kita telah memiliki
penghasilan yang stabil bahkan bertambah sesuai dengan karier, kita masih akan
menghadapai persoalan.
Dalam
era masa kini, kehidupan dijaman yang serba modern dan praktis, banyak sekali
masyarakat yang sering menghambur-hamburkan uang untuk berbelanja yang tidak
sesuai dengan kebutuhan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Soal
ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Keuangan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan ekonomi,
baik pada suatu organisasi untuk tujuan produksi maupun suatu organisasi rumah
tangga yang bersifat konsumtif. Karna itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana
cara mengkonsumsi sesuatu barang agar tidak berlebihan, yaitu dengan cara
menghentikan kebiasaan menghabiskan uang, lalu uang tersebut untuk menabung
agar tidak terjadi pemborosan materi yang akibatnya akan merugikan diri kita
sendiri
1.
Ekonomi
Mikro
Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.
Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.
Wawasan Ekonomi
Perkembangan teori ekonomi di
Indonesia tak lepas dari peran tokoh-tokoh seperti Drs. Mohammad hatta, Prof.
Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, dan Prof. Dr. Mubyarto.
Untuk jelasnya, ekonomi mikro adalah
ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian
kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan
jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
1.
Mempelajari
bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber-sumber
ekonomi dan sebagai produsen.
2.
Mempelajari
bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada
konsumen.
3.
Mempelajari
bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
4.
Mempelajari
bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan
yang maksimum.
5.
Mempelajari
bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat
terbatas untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan
maksimum.
Dalam teori ekonomi mikro menganggap
bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang dimiliki
oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas.
Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi
kegiatan dalam
memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa. Adapun tiga masalah pokok ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.
memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa. Adapun tiga masalah pokok ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.
a. What, artinya apa dan berapa
banyak barang dan jasa dapat diproduksikan.
b. How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.
c. For Whom, artinya untuk siapa barang dan jasa diproduksikan.
b. How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.
c. For Whom, artinya untuk siapa barang dan jasa diproduksikan.
Secara ringkas ruang lingkup yang
dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
a. Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c. Teori perilaku konsumen.
d. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e. Pasar persaingan sempurna.
f. Pasar monopoli.
g. Pasar oligopoli.
h. Pasar persaingan monopolistik.
i. Permintaan akan input.
j. Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.
a. Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c. Teori perilaku konsumen.
d. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e. Pasar persaingan sempurna.
f. Pasar monopoli.
g. Pasar oligopoli.
h. Pasar persaingan monopolistik.
i. Permintaan akan input.
j. Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.
1.2
Rumusan masalah
a. Fungsi konsumsi
dan tabungan
b. Faktor pengaruh konsumsi dan tabungan
c.
Bagaimana menghadapi kecenderungan menabung
1.3
Tujuan makalah
a. Pembuatan keputusan dalam
berkonsumsi
b. Memuaskan kebutuhan rohani
c. Mengkonsumsi barang dalam jumlah dan
jenis yang sama
d. Tabungan
atau saving
1.4
Manfaat makalah
Manfaat
dari makalah ini adalah, kita dapat mengetahui kerugian apa yang kita dapati
jika kita terlalu banyak mengkonsumsi barang yang begitu tidak kita perlukan.
Untuk apa mengkonsumsi sesuatu dengan
berlebihan dan mengikuti life style dijaman sekarang. Ada baiknya sedikitnya
uang tersebut kita sisihkan untuk ditabung. Karena menabung juga sangatlah
penting untuk kebutuhan yang tak diduga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Konsumsi
Konsumsi
merupakan kegiatan menggunakan, mengurangi atau menghabiskan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan. Berikut pengertian konsumsi menurut
para ahli, sebagai berikut:
a. Menurut Drs.
Hananto dan Sukarto T.J
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di
pergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup.
b. Menurut Albert C Mayers
Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang
langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
c. Menurut ilmu
ekonomi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan,
menghabiskan kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
Semakin besar
pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan
besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat
marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC).
Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung
(Marginal to Save,MPS).
Pola
konsumsi yang dialami masyarakat atau
rumah tangga keluarga secara umum bahwa semakin besar pendapatan maka akan
semakin besar pula jumlah pengeluaran
konsumsinya.
2.2 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsumsi
Di pasar, konsumen membeli barang
serta jasa yang diperlukan. Barang dan jasa itu berbeda antara pembeli satu
dengan pembeli lainnnya. Perbedaan itu mencakup jenis, corak, jumlah, mutu, dan
model. Hal ini terjadi oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam kegiatan konsumsinya. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik factor produksi
1. Besar atau kecilnya pendapatan
Semakin besar pendapatan yang
diterima oleh seseorang, semakin besar pula daya belinya. Akan tetapi
sebaliknya jika pendapatan seseorang semakin kecil, maka kemampuan membeli akan
barang dan jasa juga semakin kecil, semakin sedikit barang atau jasa yang dapat
dibeli/dimiliki. Pendapatan dengan konsumsi dapat digambarkan dengan rumus
sebagai berikut:
Perhatikan tabel berikut ini:
Tabel Daftar Pendapatan, Konsumsi
dan Tabungan
Semakin besar pendapatan seseorang
semakin besar konsumsinya, dan semakin besar pula tabungannya
2. Pendapatan yang mungkin diterima
dimasa yang akan datang
Expected income, seberapa banyak pun
akan berpengaruh pada besarnya pengeluaran konsumsi masa sekarang. Semakin
besar expected income, akan semakin besar pula pengeluaran konsumsinya.
Contoh: Semakin dekat masa pensiun
biasanya akan semakin hemat, karena pendapatan yang akan diterima akan menjadi
lebih kecil. Akan tetapi jika pendapatan yang akan diterima seseorang diwaktu
yang akan datang bertambah, maka konsumsinya saat sekarangpun mengalami
kenaikan.
3. Pendapatan tertinggi yang pernah
dicapai pada masa lampau
Pengeluaran konsumsi seseorang
dipengaruhi juga oleh tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.
Dalam arti bahwa pengeluaran konsumsi seseorang tidak mudah berkurang meskipun
pendapatan mereka berkurang.
Akibatnya seseorang itu akan mengurangi tabungannya/saving-nya. Bilamana
pendapatan bertambah, maka konsumsi pun akan bertambah dan tabungannyapun akan
bertambah dengan lebih cepat. Kenyataan ini akan terus berlangsung sampai pada
tingkat pertambahan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai semula.
4. Tingkat Bunga
Konsumsi merupakan fungsi dari
tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa naiknya suku bunga mendorong
tabungan dan mengurangi konsumsi. Namun para kenyataan yang terjadi dapat
sebaliknya, yaitu dengan naiknya tingkat bunga pendapatan meningkat dan justru
kemudian akan menaikkan konsumsi.
- Harga Barang dan jasa. Harga barang sangat menentukan terhadap besar atau kecilnya konsumsi seseorang. Jika harga barang naik, maka seseorang akan memperkecil konsumsinya, sebaliknya jika harga barang turun, seseorang akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi perubahan harga barang ini tidak berlaku untuk barang kebutuhan pokok pada umumnya yang selalu akan dibeli dalam jumlah yang relatif tetap, kendati harga mengalami perubahan.
- Adat Istiadat dan Kebiasaan Konsumen. Adat istiadat dan kebiasaan cukup berpengaruh pada konsumsi seseorang atau masyarakat. Adat istiadat dan kebiasaan dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif. Contoh:
1.
Adat
istiadat dilakukannya upacara-upacara ritual yang menggunakan bahan-bahan
makanan atau yang lain, akan mempengaruhi tigkat konsumsi. Misalnya upacara
Ngaben di Bali.
2.
Kebiasaan
masyarakat yang sering dan senang melakukan pesta dan hidup ber hura-hura, maka
akan akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi masyarakat yang mempunyai adat
istiadat dan kebiasaan bersikap terhadap kehematan (attitude toward thrift),
maka konsumsi masyarakat tersebut akan semakin kecil.
- Barang Subtitusi Barang subtitusi/pengganti dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang/masyarakat. Jika terdapat barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang yang dibutuhkan seseorang dengan harga yang jauh lebih murah, maka barang tersebut dapat mempengaruhi konsumsi seseorang/masyarakat tersebut. Contoh
1.
Ember
plastik dengan merek tertentu mahal harganya, sementara ada ember plastik merek
lain atau ember seng yang harganya lebih murah, maka seseorang akan membeli
ember merek lain atau ember seng yang lebih murah tersebut.
- Jumlah Penduduk Besarnya jumlah penduduk, akan berpengaruh pada pengeluaran konsumsi suatu masyarakat. Suatu perekonomian yang penduduknya relatif banyak, pengeluarannya untuk konsumsi pun akan lebih besar daripada perekonomian yang jumlah penduduknya sedikit, meskipun pendapatan nasional kedua masyarakat tersebut sama besarnya.
- Banyaknya barang konsumsi yang tahan lama dalam masyarakat Sedikit banyak pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya “consumer’s durable” yaitu barang konsumsi terpakai lama seperti: rumah, motor, mobil pesawat televisi, lemari es, dsb. Pengaruhnya sebagai berikut:
1.
Mengurangi
pengeluaran konsumsi masyarakat tersebut. Misalnya dengan telah dimilikinya
Televisi, maka acara menonton Bioskop berkurang
2.
Menambah
pengeluaran konsumsi. Misalnya dengan membeli mobil, maka acara pergi keluar
kota semakin sering. Akibatnya pengeluaran bertambah besar untuk beli bensin,
oli, reparasi, makan dsb.
3.
Barang
terpakai lama harganya mahal. Oleh karena itu untuk memperolehnya pada umumnya
dibutuhkan masa untuk menabung . Masa hemat kita lakukan sebelum membeli, jika
pembelian secara cash, sedangkan jika secara kredit masa menghemat kita lakukan
sesudah pembelian.
2.3 Fungsi
Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah
tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel)
perekonomian tersebut. Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan
antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan
diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan
kecondongan menabung.
Ada 4 ciri penting dari fungsi konsumsi
yaitu sebagai berikut :
a. Terdapat titik
impas (break event point) dari pendapatan. Yaitu tingkat dimana seluruh
pendapatan disposable rumah tangga digunakan untuk kegiatan konsumsi.
b. Dibawah tingkat impas.
Dalam hal ini konsumsi rumah tangga lebih besar daripada pendapatan disposable,
sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya.
Kegiatan ini disebut dissaving
c. Diatas tingkat
impas. Dalam hal ini karena pendapatn disposable lebih besar dari konsumsi maka
sisanya di tabung
d. Setiap peningkatan
pendapatan disposable meningkatkan kegiatan konsumsi. Namun besarnya
peningkatan konsumsi lebih rendah daripada peningkatan pendapatan disposable.
Fungsi
konsumsi menunjukkan hubungan antara variabel pendapatan nasional (Y) dengan
variabel pengeluaran konsumsi (C). Fungsi konsumsi diperkenalkan oleh J.M
Keynes dengan formulasi:
C = a + bY
C
= tingkat konsumsi
a
= konsumsi rumah tangga ketika
pendapatan nol (0)
b
= kecenderungan konsumsi marjinal (MPC)
Y
= tingkat pendapatan
.
Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
- Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC= ∆C/∆Yd
Keterangan
MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd = pertambahan pendapatan
Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd Keterangan
APC = konsumsi rata-rata
C = tingkat konsumsi
Yd = besarnya pendapatan disposable
Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
- Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC= ∆C/∆Yd
Keterangan
MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd = pertambahan pendapatan
Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd Keterangan
APC = konsumsi rata-rata
C = tingkat konsumsi
Yd = besarnya pendapatan disposable
Untuk lebih jelasnya lihat tabel APC dan MPC di bawah ini :
Tahun
|
Y
|
C
|
APC
|
MPC
|
2004
|
110
|
120
|
1,09
|
|
2005
|
140
|
140
|
1,00
|
0,67
|
2006
|
170
|
160
|
0,94
|
0,67
|
2007
|
200
|
180
|
0,90
|
0,67
|
2008
|
230
|
200
|
0,87
|
0,67
|
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar konsep konsumsi. Konsumsi merupakan
kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau
menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. KEgiatan konsumsi tidak hanya terpaku pada barang saja,
namun juga meluas pada konsumsi jasa misalnya jasa angkutan kota, jasa
fotocopy, dan lain sebagainya.
Setiap
hari manusia melakukan kegiatan konsumsi, seperti makan dan minum. Apa tujuan
manusia melakukan kegiatan konsumsi?
Tujuan
konsumsi antara lain sebagai berikut:
1.
Pendapatan seseorang tidak semuanya dihabiskan untuk konsumsi
2.
Konsumsi akan menciptakan tingkat permintaan masyarakat
3.
Konsumsi dapat memenuhi kebutuhan nilai ganda pada seseorang
4.
Konsumsi dapat memenuhi kepuasan seseorang
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi mikro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi mikro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif
B.Tabungan
Tabungan merupakan bagian pendapatan
yang Tidak dikonsumsikan sekarang tetapi dikonsumsikan pada masa yang akan
datang. Maka kita mengenal hubungan antara pendapatan dan tabungan
C.
Pengertian Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan
:
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
Marginal
Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabunganD
Yd : pertambahan pendapatanD
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabunganD
Yd : pertambahan pendapatanD
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
contoh Soal pertama :
- Sebelum bekerja pengeluaran Daniel sebesar Rp. 1.500.000,00 sebulan. setelah bekerja dengan penghasilan sebesar Rp. 5.000.000,00 pengeluarannya sebesar Rp. 4.500.000,00. Fungsi konsumsi Daniel adalah....
Pembahasan :
dik :
- a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
- ∆C = C1 - C0 = 4.500.000 - 1.500.000 = 3.000.000
- Y = Y1 - Y0 = 5.000.000
- ∆Y = 5.000.000 - 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, ∆Y, dan ∆C, jadi langkah selanjutnya kita mencari MPC
MPC = ∆C / ∆Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan sebagai berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
=================
dik :
- a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
- ∆C = C1 - C0 = 4.500.000 - 1.500.000 = 3.000.000
- Y = Y1 - Y0 = 5.000.000
- ∆Y = 5.000.000 - 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, ∆Y, dan ∆C, jadi langkah selanjutnya kita mencari MPC
MPC = ∆C / ∆Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan sebagai berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
=================
Soal Kedua :
- Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8Y. bila tabungan sebesar Rp.20,00 maka besarnya konsumsi adalah ....
Pembahasan :
dik : - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y
- tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.
untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 - MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S) untuk memperoleh nilai Y
S = -30 + 0,2Y
20 = -30 + 0,2Y
0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y = 50 / 0,2
Y = 250
Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan nilai Y kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.
dik : - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y
- tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.
untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 - MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S) untuk memperoleh nilai Y
S = -30 + 0,2Y
20 = -30 + 0,2Y
0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y = 50 / 0,2
Y = 250
Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan nilai Y kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.
Soal Ketiga :
- Keluarga Ibu Tutik mempunyai penghasilan Rp. 8.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.500.000 + 0,70Y. Berdasarkan data tersebut maka besarnya tabungan keluarga ibu Tutik adalah ....
Pembahasan:
Diketahui :
- Y = 8.000.000
- Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
- besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = - 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000
============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
Diketahui :
- Y = 8.000.000
- Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
- besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = - 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000
============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
Soal Keempat :
- Bila diketahui fungsi tabungan : S = -50 + 0,15Yd, maka besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah.....
Pembahasan :
untuk menjawab pertanyaan diatas,
kita hanya memerlukan waktu 30detik,
diketahui MPS = 0,15 maka
MPC = 1 - MPS
MPC = 1 - 0,15
MPC = 0,85
===========
Jadi besarnya Marginal Propensity to
Consume (MPC) adalah 0,85
soal selanjutnya :
1.
Bila
diketahui, Fungsi konsumsi C = 200 + 0,8Y, maka besarnya Marginal Propensity to
Save (MPS) adalah....
Pembahasan:
Sama dengan soal sebelumnya, untuk
membahas soal ini kita hanya membutuhkan waktu 30 detik.
Diketahui MPC = 0,8 Maka
MPS = 1 - MPC
MPS = 1 - 0,8
MPS = 0,2
========
Jadi besarnya Marginal Propensity to
Save (MPS) adalah 0,2
VII. KESEIMBANGAN TINGKAT KONSUMSI
Keseimbangan konsumsi terjadi apabila semua pendapatan habis dipakai untuk konsumsi. Jadi dapat dirumuskan : Y = C
Dapat dicontohkan dari fungsi konsumsi pada contoh di atas dapat dihitung :
Y = C
Y = 100 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 100
0,4Y = 100
y = 250
2.4 Teori Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah sikap konsumen dalam memenuhi kebutuhannya yang disesuaiakan
dengan pendapatannya.
Perilaku
konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum misalnya, yang mengatakan bahwa bila
harga naik maka jumlah permintaan turun, dan sebaliknya bila harga turun,maka
permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain cateris paribus.
Menurut Schiffman dan Kanuk, istilah prilaku konsumen
diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan
yang mendahului.
a.
Pendekatan Kardinal
1.
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
2.
Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
3.
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan
yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.(Mula–mula
kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan
kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping
MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum
Gossen.
4.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen
memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal,
sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau
membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya
guna marginal.
Asumsi seorang konsumen
1. Konsumen harus rasional yaitu menginginkan
kepuasan maksimal.
2. Konsumen punya preferensi jelas akan barang
dan jasa
3. Terdapat kendala anggaran
Keseimbangan
konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi
suatu barang.
Syarat Keseimbangan:
1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen
Syarat Keseimbangan:
1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen
b. PendekatanOrdinal
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu.
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu.
Barang dengan barang lain, lalu
memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode
ordinal antara lain dalam suatu lomba atas keerja sama pengukuran indeks
prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya bagus, sangat bagus,
paling bagus. Asumsi dasar seorang konsumen adalah dalam teori prilaku konsumen
dengan pendekatan ordinal :
1.
Konsumen rasional mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan
yang dimilikinya
2.
Kepuasan konsumen dapat di urutkan ordering
3.
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya
semakin banyak barang yang di konsumsi menunjukan semakin tingginya tingkat
kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal biasanya
membutuhkan tolak ukur pembanding yang disebut dengan indiferens kurva.
Indiferens kurva adalah kurva yang
meghubungkan titik-titik kombinasi 2 macam barang yang ingin di konsumsi oleh
seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama. Ciri-ciri
kurva indiferens:
1.
Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg
satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi.
2.
Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling
berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva
indiferens yang berbeda.
2.5 Pengertian
Tabungan
Tabungan adalah sebagian pendapatan
masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga
dalam jangka pendek
Menurut
Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2.6
Fungsi Tabungan
Fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
2. Marginal Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
Yd : pertambahan pendapatan
3. Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
2. Marginal Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
Yd : pertambahan pendapatan
3. Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
2.7 Faktor-faktor Tingkat Tabungan
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Sebelum
Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut.
2. Suku
bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut
suku bunga mengambang atau floating rate.
3.
Beberapa bank menetapk an suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu
(fixed rate).
4.
Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan
berlaku.
TEORI TABUNGAN
Suatu
perekonomian bebas bunga, sepeerti yang dianjurkan oleh Islam, adalah
satu-satunya pemecahan untuk mengurangi penderitaan manusia yang merosot
martabatnya dalam sistem perekonomian kapitalis. Dalam sistem perekonomia Islam
sebagian besar perekonomian akan berada di bawah pengawasan negara dan sebagian
besar tabungan akan merupakan tabungan kolektif yang dilakukan negara untuk
kesejahteraan rakyat, dan saham modal lainnya hanya akan diakui melalui laba
biasa.
Menurut
Mannan (1997;127), bahwa dengan tidak adanya bunga, tabungan tidak akan
dimobilisasi untuk pembentukan modal, karena itu, keperluan akan modal berbunga
sebenarnya timbul dengan perkembangan industri dan perdagangan secara
besar-besaran. Serangan paling tajam terhadap pendirian ini datang dari Keynes,
yang menolak bahwa tabungan itu sendiri memerlukan suatu rangsangan dengan
bentuk bunga. Dia menyatakan bahwa sebagian besar tabungan bersifat sukarela.
Dengan demikian tidak memerlukan imbalan khusus berupa uang. Bahkan jiak diakui
bahwa suku bunga mempunyai sedikit pengaruh terhadap tabungan marjinal,
pendirian neo klasik itu telah diruntuhkan oleh anggapan tentang pendapatan
tetap. Keynes telah mencoba membuktikan bahwa tabungan dan investasi selalu
harus tetap sama; persamaan antara keduanya itu disebabkan oleh perubahan dalam
tingkat pendapatan sebagai akibat investasi.
Lebih
lanjut Mannan (1907 ; 127) mengemukakan bahwa bahkan dengan tidak adanya
rangsangan bunga, mungkin terdapat lebih banyak tabungan dan investasi, dan
berakibat lebih banyak pendapatan, sebagian karena daya tarik sisa laba yang
lebih tinggi, sebagian lagi karena kurangnya resiko kerugian. Karena peran
serta rakyat yang langsung dalam proses produksi, maka hasil investasi
mencukupi dan adil tanpa sebagian besar daripadanya dieksploitir oleh
kapitalis. Selanjutnya keputusan mengenai pembuatan kebijakan yang begitu luas
dan dipertanggungjawabkan bersama, menyebabkan berkurangnya peluang investasi
yang tidak bijaksana dan berbahaya, dan dengan demikian akan mengurangi resiko
sekecil-kecilnya.
Menurut
Kahf (1995) ; Chapra (2002) penanaman spirit Islam pada semua tingkatan
masyarakat akan mengurangi klaim ppada sumber daya, termasuk cadangan devisa,
dan akan mendorong tabungan dan formasi kapital. Hal ini juga akan mengurangi
permintaan kredit (bukan saja untuk tujuan-tujuan konsumsi pamer, yang tidak
meluas tersebar di negara-negara berkembang, ttapi juga impor, produkssi dan
distribusi barang-barang demikian) dan karena itu adalah ekspansi moneter yang
tidak perlu. Pelanggaran terhadap nilai-niali Islam oleh sebagian orang
sekalipun akan cenderung melonggarkkan ikatan sosial untuk memperoleh
simbol-simbol prestise sehingga mempertajam nafsu ketamakan dan kedengkian.
Selain
itu, Kahf (1995), Chapra (2002) juga menyebutkan bahwa pengeluaran ayng
berlebihan dilarang, penimbunan simpanan juga dikecam tugas oleh Al-Qur’an dan
As-sunnah. Sumber-sumber daya empunya (dalam batas-batas yang ditetapkan oleh
Islam) atau peruntukan bagi orang lain sehingga memenuhi tujuan dasar
penciptanya. Membiarkannya menganggur dan tidak memanfaatkannya bagi
tujuan-tujuan konsumsi yang benar atau untuk pengembangan barang-barang umum
lewat kontribusi kesejahteraan (zakat, sedekah, dan pembayaran semacamnya) atau
untuk investasi produktif telah dikecam oleh Islam.
Lebih
lanjut, Kahf dan Chapra menyatakan bahwa sangatlah perlu mengorganisasikan
serta meregulasi uang dan sistem perbankan dalam suatu cara yang tidak saja
akan mengurangi dorongan melakukan pengeluaran ayng berlebihan, tetapi juga
memobilisasi simpanan dan menyalurkannya ke dalam pemanfaatan-pemanfaatan
secara sosial produktif. Bagaimanapun, sistem itu tidak boleh mengalahkan atau
memfasilitasi produksi serta konsumsi barang dan jasa yang memiliki prioritas
dalam sistem nilai Islam. Deposito yang dipakai oleh Bank untuk memberikan
pinjaman adalah milik masyarakat dan keadilan sosioekonomi menuntut bahwa
sumber-sumber daya yang sudah dimobilisasi itu dialokasikan untuk membantu
membiayai produuksi dan distribusi semua kebutuhan masyarakat sebelum dana-dana
itu dipersiapkan untuk tujuan-tujuan lain.
Sumber : Buku Eko suprayitno, Ekonomi
Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, ( Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2005 ).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Konsumsi adalah pembelanjaan atas
barang-barang
dan jasa-jasa
yang dilakukan
oleh rumah
tangga
dengan
tujuan
untuk memenuhi kebutuhan
dari orang
yang melakukan pembelanjaan
tersebut.
2.
Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin banyak tingkat konsumsinya
pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. Begitu pula
sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya
digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.
3.
Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan
Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I). Apabila
pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi
dan tabungan
4.
Konsumsi adalah
dibawah prediksi,
Tabungan adalah
lebih tinggi dari yang diramalkan Implikasinya
5.
Fungsi konsumsi
Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan
fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes bahwa di dalam jangka
panjang, kita semua akan mati
6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga,
antara lain :
- Faktor Ekonomi
- Faktor Demografi
- Faktor-faktor
Non Ekonomi
7. Faktor
yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
- Pendapatan
yang diterima
- Hasrat untuk
menabung (Maginal Propensity to Save) Hal ini didorong
- Tingkat suku
bunga bank
8. Investasi
adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi
meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan nilai hidup (penghasilan dan
kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik,
terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia
Mengelola Ekonomi Rumah Tangga (ERT) adalah tindakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga khususnya keuangan agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan secara optimum, memastikan adanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi keluarga.
Manfaat
Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) bertujuan untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku dan kemampuan anggota keluarga serta menggerakkan potensi ekonomi keluarga guna memastikan adanya:
- Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimum.
- Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.
- Pertumbuhan ekonomi keluarga.
Prinsip Pengelolaan ERT
Prinsip pengelolaan ekonomi rumah tangga adalah adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan dan pengendalian tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga agar terdapat surplus secara continue diakumulasikan menjadi kekayaan yang semakin besar.
Sikap dasar yang diperlukan
1.
Kesadaran dan motivasi yang kuat
dari semua anggota keluarga untuk mencapai pertumbuhan dan kehidupan ekonomi
yang baik.
2.
Menggerakkan seluruh kemampuan dan
potensi ekonomi keluarga guna mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
3.
Adanya keterbukaan, kejujuran,
disiplin serta kerja sama semua anggota keluarga.
4.
Adanya pengendalian berupa
perencanaan ekonomi rumah tangga dan pelaksanannya sehari-hari secara taat dan
disiplin.
5.
Adanya susunan prioritas kebutuhan
dan alokasi sumber ekonomi keluarga yang didasarkan atas tingkat kemendesakkan
kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.
UNSUR-UNSUR PERT
Dalam mengelola ekonomi rumah tangga, diperlukan unsur-unsur penting, yaitu sebagai berikut: Pendapatan keluarga, rencana pengeluaran, catatan realisasi pendapatan dan pengeluaran, pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan musyawarah keluarga (suami, istri dan anak-anak).
Pendapatan keluarga
Tidak mudah menghitung pendapatan apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tetap seperti misalnya petani. Apalagi pendapatan itu acapkali dalam satuan waktu panen, berupa hasil pertanian yang harganya berubah-ubah. Dalam hal seperti ini perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.
Menghitung pendapatan keluarga artinya: menjumlah semua penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga dari berbagai jenis sumber. Kesulitan timbul bilamana tidak semua anggota keluarga menyetorkan penghasilannya kepada seorang pengelola, biasanya istri/ibu rumah tangga. Istilahnya 'uang laki-laki' adalah bagian atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor kepada istri dan tentunya tidak tercatat.
Rencana pengeluaran
Seorang istri membelanjakkan penghasilan umumnya dengan 'naluri' atau 'perhitungan di luar kepala'. Praktek yang dapat terjadi adalah tanpa perhitungan sehingga tekor dan terpaksa diatasi dengan mencari utangan atau, gali lobang tutup lobang. Langkah pertama perencanaan anggaran belanja adalah menyusun berbagai jenis kebutuhan keluarga dalam urutan prioritas, yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan yang mutlak
- Makan
- Pakaian
- Perumahan
- Kesehatan
- Pendidikan
- Transport
2. Kebutuhan yang penting
- Pembayaran utang/angsuran kredit
- Olahraga, hiburan dn rekreasi keluarga
- Hajat, sumbangan/undangan, gotong royong, arisan, pajak
- Zakat, fitrah, sodakoh, sumbangan amal
3. Kebutuhan yang perlu
- Peningkatan mutu dari berbagai kebutuhan yang mutlak dan yang penting.
4. Kebutuhan yang kurang perlu
- Pengeluaran untuk kesenangan, hobi (rokok, minuman) atau pembelian barang dan jasa yang tidak terlalu diperlukan.
Kemudian, jumlah penghasilan keluarga dialokasikan menurut golongan dan urutan prioritasnya, tentu saja setelah dikurangi dengan tabungan yang secara disiplin disisihkan terlebih dahulu.
Pencatatan dan monitoring
Tidak ada manfaatnya menyusun rencana kalau tidak secara disiplin dilaksanakan. Bila seorang ibu pergi ke pasar untuk masak sayur asem, maka dia telah ingat betul apa yang harus dibeli untuk keperluan itu. Namun jika tidak disiplin sampai di depan pasar ia melihat orang jual sandal yang bagus, uang belanja dibelikan sandal dan bahan sayur asem tidak terbeli lagi, sedangkan sandal tidak dapat dibuat menjadi sayur asem.
Disiplin melaksanakan rencana dan mencatat sama saja dengan memonitor upaya mencapai tujuan. Berbagai penyimpangan dapat saja terpaksa dilakukan karena keadaan yang berubah atau rencana yang kurang cocok. Namun, kalau terlalu jauh, sama saja dengan tidak ada rencana. Mencatat dan memonitor dimaksudkan untuk memperoleh data guna melakukan evaluasi, apakah suatu rencana dapat dilaksanakan; apa penyimpangannya; seberapa jauh; mengapa bisa terjadi; dan bagaimana memperabaikinya.
Menabung
Menabung bukanlah semata perkara penyimpanan uang atau benda ekonomi lain yang dapat disimpan untuk penggunaan kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku manusia dibaliknya. Banyak orang menganggap, hanya mereka yang memiliki penghasilan besar dapat menabung. Orang miskin tidak mungkin menabung, karena untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak cukup. Pandangan itu terlalu matematis. Disamping itu tidak benar dan juga menyesatkan karena akan membelenggu mereka yang miskin tetap berada dalam kemiskinan secara permanen.
Pandangan yang keliru tentang menabung
Sikap dasar yang salah bertolak dari anggapan orang menabung dari sisa pendapatan setelah digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan keluarga. Sementara orang tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan tanpa batas. Akibatnya mereka yang berpenghasilan kecil tidak dapat menabung. Dalam kenyataannya mereka yang berpenghasilan cukup besar, tetap tidak dapat menabung, ini disebabkan karena setiap peningkatan pendapatan akan merangsang timbulnya kebutuhan baru atau peningkatan kualitas yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu kebutuhan akan selalu lebih besar dari pada penghasilan yang diperoleh.
Pandangan yang benar tentang menabung
Sebenarnya menabung merupakan kunci untuk memperbaiki kehidupan ekonomi; lebih merupakan gejala sikap, perilaku dan disiplin manusia. Menanamkan kebiasaan menabung merupakan upaya strategis mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, semestinya menabung menjadi sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadar dan terus menerus bagian dari setiap penerimaan pendapatan.
Dengan begitu pengelolaan pendapatan keluarga akan memiliki dampak pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin besarnya akumulasi surplus keluarga. Dan orang kecil pun dapat menabung!
Menabung dapat dilihat dari dua sisi kehidupan keluarga. Satu sisi adalah menyisihkan bagian dari penerimaan pendapatan, sisi lain adalah penghematan dari setiap sen pengeluaran. Dengan demikian setiap keluarga dapat menabung dari dua gejala dasar ekonomi keluarga yaitu "penyisihan dari penerimaan" dan "penghematan dari pengeluaran".
Musyawarahkeluarga
Sangat jarang keluarga memiliki tradisi musyawarah, apalagi yang didayahgunakan untuk tujuan ekonomi. Musyawarah keluarga, dilakukan tidak hanya antara suami dan istri, tetapi juga anak-anak yang telah dapat mengerti. Bila dalam satu keluarga besar ada orang tua atau saudara yang menjadi tanggungan, mereka perlu diikut sertakan dalam musyawarah. Musyawarah terutama bertujuan untuk menyusun rencana keuangan bulan berikutnya dan mengevaluasi pelaksanaan rencana anggaran bulan sebelumnya, memperbaiki kesalahan dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan ekonomi keluarga.
3.2 Saran
Menabung adalah menyisihkan uang di
awal bulan setelah kita menerima gaji. Manfaat menabung antara lain, untuk hal yang darurat, untuk mendidik anak-anak atau
keluarga hidup ekonomis, suatu
tempat untuk menjaga uang dengan aman, uang dapat ditarik sewaktu-waktu
diperlukan, dan sebagai kebutuhan utama.
Konsumsi adalah kegiatan mengurangi
atau menghabiskan daya guna/manfaat suatu barang dan jasa.
Pembuatan
keputusan bagi kita, sebagai konsumen, tidak berhenti setelah kita membeli
produk. Keputusan ini terus berlanjut selama kita bermaksud menggunakannya.
Apakah pada saat ini tidak ada alternatif penggunaan lain yang lebih bagi uang
yang kita miliki? Apakah tidak sebaiknya jika kita tabung saja uang tersebut
untuk kebutuhan di masa datang atau untuk berjaga-jaga.