Kamis, 21 Maret 2013

ekonomi mikro dalam rumah tangga




DAFTAR ISI

Kata pengantar....... ………………………………………………………………....ii
Daftar isi     ………………….……………………………………………………...iii
Abstrak………………………………………………………………………………iv
B
AB I PENDAHULUAN...…………………………………………………………1
       1.1  Latar belakang.........…………………………………………………..……1
1.2  Ekonomi Mikro…......………………………………………………………1
      Wawasan ekonomi….………………………………………………………2
      Aktivitas unit-unit ekonomi…………………………………………………3
1.3 Rumusan masalah………………………..…………………………………4
1.4 Tujuan Masalah…………………………………………………………4
1.5 Manfaat Masalah………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN         ………………………….………………………5
2.1  Pengertian konsumsi         ……………………………………………….…5
2.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi...........................……………6
1 Besar atau kecilnya pendapatan…………………………………………7                 2  Pendapatan yang mungkin diterima dimasa yang akan dating…………..8
3. Pendapatan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lampau……………9
4. Tingkat Bunga……………………………………………………9-10-11
2.3  Fungsi konsumsi...........................……………………………………
2.4  Pengertian tabungan..............................……………………………………4
2.5  Fungsi tabungan……………………………………………………………5
2.6  Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan.........…….......………………8
BAB III PENUTUP..…………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..10
3.2 Saran…
..………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................11



ABSTRAK

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam konsumsi,menabung dalam rumah tangga. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan, dan ada pula masyarakat yang memprioritaskan berbelanja dari pada menabung. Persoalan dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja kita berada. Demikian pula dalam kehidupan finansial kita. Bahkan ketika kita telah memiliki penghasilan yang stabil bahkan bertambah sesuai dengan karier, kita masih akan menghadapai persoalan.
Dalam era masa kini, kehidupan dijaman yang serba modern dan praktis, banyak sekali masyarakat yang sering menghambur-hamburkan uang untuk berbelanja yang tidak sesuai dengan kebutuhan.





BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Soal ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Keuangan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan ekonomi, baik pada suatu organisasi untuk tujuan produksi maupun suatu organisasi rumah tangga yang bersifat konsumtif. Karna itu, kita harus dapat menyikapi bagaimana cara mengkonsumsi sesuatu barang agar tidak berlebihan, yaitu dengan cara menghentikan kebiasaan menghabiskan uang, lalu uang tersebut untuk menabung agar tidak terjadi pemborosan materi yang akibatnya akan merugikan diri kita sendiri
1.    Ekonomi Mikro
Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Coba kamu perhatikan perilaku pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi. Ya, mereka saling menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan harga atas barang atau jasa yang mereka butuhkan. Nah, dari transaksi yang terjadi di pasar itulah kamu telah belajar tentang ekonomi mikro.

Wawasan Ekonomi
Perkembangan teori ekonomi di Indonesia tak lepas dari peran tokoh-tokoh seperti Drs. Mohammad hatta, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, dan Prof. Dr. Mubyarto.

Salah satu pokok pembahasan ekonomi mikro adalah permintaan dan penawaran.
Salah satu pokok pembahasan ekonomi mikro adalah permintaan dan
penawaran.
Untuk jelasnya, ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.

Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di antaranya sebagai berikut.
1.    Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai pemilik sumber-sumber ekonomi dan sebagai produsen.
2.    Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen.
3.    Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
4.    Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi agar tercapai keuntungan yang maksimum.
5.    Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum.
Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam
memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa. Adapun tiga masalah pokok ekonomi modern, yaitu sebagai berikut.

a. What, artinya apa dan berapa banyak barang dan jasa dapat diproduksikan.
b. How, artinya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan.
c. For Whom, artinya untuk siapa barang dan jasa diproduksikan.

Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi hal-hal berikut ini.
a. Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
b. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
c. Teori perilaku konsumen.
d. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
e. Pasar persaingan sempurna.
f. Pasar monopoli.
g. Pasar oligopoli.
h. Pasar persaingan monopolistik.
i. Permintaan akan input.
j. Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.

1.2              Rumusan masalah
a.       Fungsi konsumsi dan tabungan
b.      Faktor pengaruh konsumsi dan tabungan
c.       Bagaimana menghadapi kecenderungan menabung

1.3              Tujuan makalah
a.       Pembuatan keputusan dalam berkonsumsi
b.      Memuaskan kebutuhan rohani
c.       Mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama
d.      Tabungan atau saving




1.4              Manfaat makalah
Manfaat dari makalah ini adalah, kita dapat mengetahui kerugian apa yang kita dapati jika kita terlalu banyak mengkonsumsi barang yang begitu tidak kita perlukan. Untuk apa mengkonsumsi sesuatu  dengan berlebihan dan mengikuti life style dijaman sekarang. Ada baiknya sedikitnya uang tersebut kita sisihkan untuk ditabung. Karena menabung juga sangatlah penting untuk kebutuhan yang tak diduga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan, mengurangi atau menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Berikut pengertian konsumsi menurut para ahli, sebagai berikut:
a.       Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di pergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup.
b.      Menurut Albert C Mayers
Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
c.       Menurut ilmu ekonomi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
    Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS). Pola konsumsi yang dialami masyarakat  atau rumah tangga keluarga secara umum bahwa semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pula jumlah  pengeluaran konsumsinya.             
2.2        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Di pasar, konsumen membeli barang serta jasa yang diperlukan. Barang dan jasa itu berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnnya. Perbedaan itu mencakup jenis, corak, jumlah, mutu, dan model. Hal ini terjadi oleh karena beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam kegiatan konsumsinya. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik factor produksi
1. Besar atau kecilnya pendapatan
Semakin besar pendapatan yang diterima oleh seseorang, semakin besar pula daya belinya. Akan tetapi sebaliknya jika pendapatan seseorang semakin kecil, maka kemampuan membeli akan barang dan jasa juga semakin kecil, semakin sedikit barang atau jasa yang dapat dibeli/dimiliki. Pendapatan dengan konsumsi dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT2i-h20mIEdMpFlQb2GL7cCN2n3s3h4j_KB-JbywpCX9ZgZo-IxYa5MhpU9PfJ27lQCK-PCRv8g-7USHLfSe5jC8zPs4jrq8YXGmzPMzm6Pio1F5fcfbp5iLtELjl5swXinR_BhNrir5L/s400/rumus1.JPG




Perhatikan tabel berikut ini:
Tabel Daftar Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6YtLntApXnGNGbXSEBrXGSQqoZl9big6J_P-qwFAwBAeFJB-h5mNyerV3cKKavCDjSqhsimq_0aPZG24S1u_0oEACMFfwt78z0RkSbior3Vwn8MsdhFKBc1nGLR9GSsM3j0nyuiUN0HOx/s400/tabel1.JPG


Semakin besar pendapatan seseorang semakin besar konsumsinya, dan semakin besar pula tabungannya

2. Pendapatan yang mungkin diterima dimasa yang akan datang
Expected income, seberapa banyak pun akan berpengaruh pada besarnya pengeluaran konsumsi masa sekarang. Semakin besar expected income, akan semakin besar pula pengeluaran konsumsinya.
Contoh: Semakin dekat masa pensiun biasanya akan semakin hemat, karena pendapatan yang akan diterima akan menjadi lebih kecil. Akan tetapi jika pendapatan yang akan diterima seseorang diwaktu yang akan datang bertambah, maka konsumsinya saat sekarangpun mengalami
kenaikan.



3. Pendapatan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lampau
Pengeluaran konsumsi seseorang dipengaruhi juga oleh tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Dalam arti bahwa pengeluaran konsumsi seseorang tidak mudah berkurang meskipun
pendapatan mereka berkurang. Akibatnya seseorang itu akan mengurangi tabungannya/saving-nya. Bilamana pendapatan bertambah, maka konsumsi pun akan bertambah dan tabungannyapun akan bertambah dengan lebih cepat. Kenyataan ini akan terus berlangsung sampai pada tingkat pertambahan pendapatan tertinggi yang pernah dicapai semula.

4. Tingkat Bunga
Konsumsi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa naiknya suku bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Namun para kenyataan yang terjadi dapat sebaliknya, yaitu dengan naiknya tingkat bunga pendapatan meningkat dan justru kemudian akan menaikkan konsumsi.
  • Harga Barang dan jasa. Harga barang sangat menentukan terhadap besar atau kecilnya konsumsi seseorang. Jika harga barang naik, maka seseorang akan memperkecil konsumsinya, sebaliknya jika harga barang turun, seseorang akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi perubahan harga barang ini tidak berlaku untuk barang kebutuhan pokok pada umumnya yang selalu akan dibeli dalam jumlah yang relatif tetap, kendati harga mengalami perubahan.
  • Adat Istiadat dan Kebiasaan Konsumen. Adat istiadat dan kebiasaan cukup berpengaruh pada konsumsi seseorang atau masyarakat. Adat istiadat dan kebiasaan dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif. Contoh:
1.    Adat istiadat dilakukannya upacara-upacara ritual yang menggunakan bahan-bahan makanan atau yang lain, akan mempengaruhi tigkat konsumsi. Misalnya upacara Ngaben di Bali.
2.    Kebiasaan masyarakat yang sering dan senang melakukan pesta dan hidup ber hura-hura, maka akan akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi masyarakat yang mempunyai adat istiadat dan kebiasaan bersikap terhadap kehematan (attitude toward thrift), maka konsumsi masyarakat tersebut akan semakin kecil.
  • Barang Subtitusi Barang subtitusi/pengganti dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang/masyarakat. Jika terdapat barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang yang dibutuhkan seseorang dengan harga yang jauh lebih murah, maka barang tersebut dapat mempengaruhi konsumsi seseorang/masyarakat tersebut. Contoh
1.    Ember plastik dengan merek tertentu mahal harganya, sementara ada ember plastik merek lain atau ember seng yang harganya lebih murah, maka seseorang akan membeli ember merek lain atau ember seng yang lebih murah tersebut.
  • Jumlah Penduduk Besarnya jumlah penduduk, akan berpengaruh pada pengeluaran konsumsi suatu masyarakat. Suatu perekonomian yang penduduknya relatif banyak, pengeluarannya untuk konsumsi pun akan lebih besar daripada perekonomian yang jumlah penduduknya sedikit, meskipun pendapatan nasional kedua masyarakat tersebut sama besarnya.
  • Banyaknya barang konsumsi yang tahan lama dalam masyarakat  Sedikit banyak pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya “consumer’s durable” yaitu barang konsumsi terpakai lama seperti: rumah, motor, mobil pesawat televisi, lemari es, dsb. Pengaruhnya sebagai berikut:
1.    Mengurangi pengeluaran konsumsi masyarakat tersebut. Misalnya dengan telah dimilikinya Televisi, maka acara menonton Bioskop berkurang
2.    Menambah pengeluaran konsumsi. Misalnya dengan membeli mobil, maka acara pergi keluar kota semakin sering. Akibatnya pengeluaran bertambah besar untuk beli bensin, oli, reparasi, makan dsb.
3.    Barang terpakai lama harganya mahal. Oleh karena itu untuk memperolehnya pada umumnya dibutuhkan masa untuk menabung . Masa hemat kita lakukan sebelum membeli, jika pembelian secara cash, sedangkan jika secara kredit masa menghemat kita lakukan sesudah pembelian.
2.3        Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung.
    Ada 4 ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu sebagai berikut :
a.       Terdapat titik impas (break event point) dari pendapatan. Yaitu tingkat dimana seluruh pendapatan disposable rumah tangga digunakan untuk kegiatan konsumsi.
b.      Dibawah tingkat impas. Dalam hal ini konsumsi rumah tangga lebih besar daripada pendapatan disposable, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini disebut dissaving
c.       Diatas tingkat impas. Dalam hal ini karena pendapatn disposable lebih besar dari konsumsi maka sisanya di tabung
d.      Setiap peningkatan pendapatan disposable meningkatkan kegiatan konsumsi. Namun besarnya peningkatan konsumsi lebih rendah daripada peningkatan pendapatan disposable.
Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara variabel pendapatan nasional (Y) dengan variabel pengeluaran konsumsi (C). Fungsi konsumsi diperkenalkan oleh J.M Keynes dengan formulasi:
C = a + bY
C = tingkat konsumsi
a = konsumsi rumah tangga  ketika pendapatan nol (0)
b = kecenderungan konsumsi marjinal (MPC)
Y = tingkat pendapatan
.
 Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Kecenderungan mengonsumsi marginal
- Kecenderungan mengonsumsi rata-rata
Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).
MPC= ∆C/∆Yd
Keterangan
MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)
∆C = pertambahan konsumsi
∆Yd = pertambahan pendapatan
Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).
APC= C/Yd Keterangan
APC = konsumsi rata-rata
C = tingkat konsumsi
Yd = besarnya pendapatan disposable

Untuk lebih jelasnya lihat tabel APC dan MPC di bawah ini :
Tahun
Y
C
APC
MPC
2004
110
120
1,09

2005
140
140
1,00
0,67
2006
170
160
0,94
0,67
2007
200
180
0,90
0,67
2008
230
200
0,87
0,67
Contoh mencari fungsi konsumsi dan menggambar grafiknya :
Jawab :
http://wardayadi.files.wordpress.com/2010/05/soal-konsumsi1.jpg?w=450&h=250
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar konsep konsumsi. Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. KEgiatan konsumsi tidak hanya terpaku pada barang saja, namun juga meluas pada konsumsi jasa misalnya jasa angkutan kota, jasa fotocopy, dan lain sebagainya.

Setiap hari manusia melakukan kegiatan konsumsi, seperti makan dan minum. Apa tujuan manusia melakukan kegiatan konsumsi?
Tujuan konsumsi antara lain sebagai berikut:
1.       Pendapatan seseorang tidak semuanya dihabiskan untuk konsumsi
2.       Konsumsi akan menciptakan tingkat permintaan masyarakat
3.       Konsumsi dapat memenuhi kebutuhan nilai ganda pada seseorang
4.       Konsumsi dapat memenuhi kepuasan seseorang
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi mikro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif
B.Tabungan
Tabungan merupakan bagian pendapatan yang Tidak dikonsumsikan sekarang tetapi dikonsumsikan pada masa yang akan datang. Maka kita mengenal hubungan antara pendapatan dan tabungan
C. Pengertian Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian
S = -a + (1 – b) Y
Keterangan :
S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional
Marginal Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
D
Yd : pertambahan pendapatan
D
Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
Y = C + S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
http://wardayadi.files.wordpress.com/2010/05/contoh-soal-saving.jpg?w=450&h=274


contoh  Soal pertama
  • Sebelum bekerja pengeluaran Daniel sebesar Rp. 1.500.000,00 sebulan. setelah bekerja dengan penghasilan sebesar Rp. 5.000.000,00 pengeluarannya sebesar Rp. 4.500.000,00. Fungsi konsumsi Daniel adalah....
Pembahasan :
dik :
-  a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
-  ∆C = C1 - C0 = 4.500.000 - 1.500.000 = 3.000.000
-  Y   = Y1 - Y0 = 5.000.000
- ∆Y = 5.000.000 - 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C  a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, ∆Y, dan ∆C, jadi langkah selanjutnya kita mencari MPC
MPC = ∆C / ∆Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan sebagai berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
=================
Soal Kedua
  • Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8Y. bila tabungan sebesar Rp.20,00 maka besarnya konsumsi adalah ....
Pembahasan :
dik :  - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y
        - tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.
untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 - MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S) untuk memperoleh nilai Y
S       = -30 + 0,2Y
20     = -30 + 0,2Y
0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y      =  50 / 0,2
Y       = 250
Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan nilai Y kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.
Soal Ketiga :  
  • Keluarga Ibu Tutik mempunyai penghasilan Rp. 8.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.500.000 + 0,70Y. Berdasarkan data tersebut maka besarnya tabungan keluarga ibu Tutik adalah ....
Pembahasan:
 Diketahui :
- Y = 8.000.000
- Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
- besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = - 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000
============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
Soal Keempat
  • Bila diketahui fungsi tabungan : S = -50 + 0,15Yd, maka besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah.....
Pembahasan :
untuk menjawab pertanyaan diatas, kita hanya memerlukan waktu 30detik,
diketahui MPS = 0,15  maka
 MPC = 1 - MPS
MPC = 1 - 0,15
MPC = 0,85
===========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah 0,85
soal selanjutnya : 
1.    Bila diketahui, Fungsi konsumsi C = 200 + 0,8Y, maka besarnya Marginal Propensity to Save (MPS) adalah....
Pembahasan:
Sama dengan soal sebelumnya, untuk membahas soal ini kita hanya membutuhkan waktu 30 detik.
Diketahui MPC = 0,8 Maka
MPS = 1 - MPC
MPS = 1 - 0,8
MPS = 0,2
========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Save (MPS) adalah 0,2


VII. KESEIMBANGAN TINGKAT KONSUMSI
Keseimbangan konsumsi terjadi apabila semua pendapatan habis dipakai untuk konsumsi. Jadi dapat dirumuskan : Y = C
Dapat dicontohkan dari fungsi konsumsi pada contoh di atas dapat dihitung :
Y = C
Y = 100 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 100
0,4Y = 100
y = 250

2.4        Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah sikap konsumen dalam memenuhi kebutuhannya yang disesuaiakan dengan pendapatannya.
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh hukum misalnya, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan sebaliknya bila harga turun,maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain cateris paribus.
Menurut Schiffman dan Kanuk, istilah prilaku konsumen diartikan sebagai prilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului.


a.       Pendekatan Kardinal
1.      Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
2.      Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
3.      Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan  setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil.(Mula–mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
4.      Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Asumsi seorang konsumen
1.     Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
2.     Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa
3.     Terdapat kendala anggaran
Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari mengkonsumsi suatu barang.
Syarat Keseimbangan:
1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn
2. Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M
MU = marginal utility
P = harga
M = pendapatan konsumen
b. PendekatanOrdinal
  Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu.
Barang dengan barang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atas keerja sama pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus. Asumsi dasar seorang konsumen adalah dalam teori prilaku konsumen dengan pendekatan ordinal :
1.      Konsumen rasional mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
2.      Kepuasan konsumen dapat di urutkan ordering
3.      Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang di konsumsi menunjukan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal biasanya membutuhkan tolak ukur pembanding yang disebut dengan indiferens kurva.
Indiferens kurva adalah kurva yang meghubungkan titik-titik kombinasi 2 macam barang yang ingin di konsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama. Ciri-ciri kurva indiferens:
1.    Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi.
2.    Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3.    Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.

2.5        Pengertian Tabungan
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2.6  Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian

S = -a + (1 – b) Y

Keterangan

S = besarnya tabungan (save)
A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol
1-b = marginal prospensity to save
Y = pendapatan nasional

2. Marginal Prospensity to Save (MPS)

Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.

MPS= ∆S/∆Yd

Keterangan

 MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)

S : pertambahan tabungan

Yd : pertambahan pendapatan

3. Average Prospensity to Save (APS)

Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus:

Y = C + S

Keterangan

Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan

Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut:

MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC

Hubungan antara Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut

Y = C + S

Keterangan

Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan

Antara MPS dan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut

MPS + MPC = 1
MPC = 1 – MPS atau
MPS = 1 – MPC
2.7        Faktor-faktor Tingkat Tabungan
1.      Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2.      Tinggi rendahnya suku bunga bank
3.      Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.        Sebelum Anda menabung, tanyakan metode perhitungan bunga yang  diberlakukan oleh bank tersebut.
2.        Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate.
3.         Beberapa bank menetapk an suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate).
4.         Atas bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.

TEORI TABUNGAN

Suatu perekonomian bebas bunga, sepeerti yang dianjurkan oleh Islam, adalah satu-satunya pemecahan untuk mengurangi penderitaan manusia yang merosot martabatnya dalam sistem perekonomian kapitalis. Dalam sistem perekonomia Islam sebagian besar perekonomian akan berada di bawah pengawasan negara dan sebagian besar tabungan akan merupakan tabungan kolektif yang dilakukan negara untuk kesejahteraan rakyat, dan saham modal lainnya hanya akan diakui melalui laba biasa.
Menurut Mannan (1997;127), bahwa dengan tidak adanya bunga, tabungan tidak akan dimobilisasi untuk pembentukan modal, karena itu, keperluan akan modal berbunga sebenarnya timbul dengan perkembangan industri dan perdagangan secara besar-besaran. Serangan paling tajam terhadap pendirian ini datang dari Keynes, yang menolak bahwa tabungan itu sendiri memerlukan suatu rangsangan dengan bentuk bunga. Dia menyatakan bahwa sebagian besar tabungan bersifat sukarela. Dengan demikian tidak memerlukan imbalan khusus berupa uang. Bahkan jiak diakui bahwa suku bunga mempunyai sedikit pengaruh terhadap tabungan marjinal, pendirian neo klasik itu telah diruntuhkan oleh anggapan tentang pendapatan tetap. Keynes telah mencoba membuktikan bahwa tabungan dan investasi selalu harus tetap sama; persamaan antara keduanya itu disebabkan oleh perubahan dalam tingkat pendapatan sebagai akibat investasi.
Lebih lanjut Mannan (1907 ; 127) mengemukakan bahwa bahkan dengan tidak adanya rangsangan bunga, mungkin terdapat lebih banyak tabungan dan investasi, dan berakibat lebih banyak pendapatan, sebagian karena daya tarik sisa laba yang lebih tinggi, sebagian lagi karena kurangnya resiko kerugian. Karena peran serta rakyat yang langsung dalam proses produksi, maka hasil investasi mencukupi dan adil tanpa sebagian besar daripadanya dieksploitir oleh kapitalis. Selanjutnya keputusan mengenai pembuatan kebijakan yang begitu luas dan dipertanggungjawabkan bersama, menyebabkan berkurangnya peluang investasi yang tidak bijaksana dan berbahaya, dan dengan demikian akan mengurangi resiko sekecil-kecilnya.
Menurut Kahf (1995) ; Chapra (2002) penanaman spirit Islam pada semua tingkatan masyarakat akan mengurangi klaim ppada sumber daya, termasuk cadangan devisa, dan akan mendorong tabungan dan formasi kapital. Hal ini juga akan mengurangi permintaan kredit (bukan saja untuk tujuan-tujuan konsumsi pamer, yang tidak meluas tersebar di negara-negara berkembang, ttapi juga impor, produkssi dan distribusi barang-barang demikian) dan karena itu adalah ekspansi moneter yang tidak perlu. Pelanggaran terhadap nilai-niali Islam oleh sebagian orang sekalipun akan cenderung melonggarkkan ikatan sosial untuk memperoleh simbol-simbol prestise sehingga mempertajam nafsu ketamakan dan kedengkian.
Selain itu, Kahf (1995), Chapra (2002) juga menyebutkan bahwa pengeluaran ayng berlebihan dilarang, penimbunan simpanan juga dikecam tugas oleh Al-Qur’an dan As-sunnah. Sumber-sumber daya empunya (dalam batas-batas yang ditetapkan oleh Islam) atau peruntukan bagi orang lain sehingga memenuhi tujuan dasar penciptanya. Membiarkannya menganggur dan tidak memanfaatkannya bagi tujuan-tujuan konsumsi yang benar atau untuk pengembangan barang-barang umum lewat kontribusi kesejahteraan (zakat, sedekah, dan pembayaran semacamnya) atau untuk investasi produktif telah dikecam oleh Islam.
Lebih lanjut, Kahf dan Chapra menyatakan bahwa sangatlah perlu mengorganisasikan serta meregulasi uang dan sistem perbankan dalam suatu cara yang tidak saja akan mengurangi dorongan melakukan pengeluaran ayng berlebihan, tetapi juga memobilisasi simpanan dan menyalurkannya ke dalam pemanfaatan-pemanfaatan secara sosial produktif. Bagaimanapun, sistem itu tidak boleh mengalahkan atau memfasilitasi produksi serta konsumsi barang dan jasa yang memiliki prioritas dalam sistem nilai Islam. Deposito yang dipakai oleh Bank untuk memberikan pinjaman adalah milik masyarakat dan keadilan sosioekonomi menuntut bahwa sumber-sumber daya yang sudah dimobilisasi itu dialokasikan untuk membantu membiayai produuksi dan distribusi semua kebutuhan masyarakat sebelum dana-dana itu dipersiapkan untuk tujuan-tujuan lain.  Sumber : Buku Eko suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005 ).

BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan

1.         Konsumsi  adalah pembelanjaan  atas  barang-barang  dan  jasa-jasa  yang  dilakukan  oleh  rumah  tangga dengatujuan  untuk memenuhi  kebutuhan  dari orang  yang melakukan  pembelanjaan tersebut.
2.         Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.
3.         Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I).  Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan
4.         Konsumsi adalah dibawah prediksi, Tabungan adalah lebih tinggi dari yang diramalkan Implikasinya  
5.         Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati
6.         Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
-    Faktor Ekonomi
-    Faktor Demografi
-    Faktor-faktor Non Ekonomi  
7.     Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
-    Pendapatan yang diterima
-    Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to Save) Hal ini didorong
-    Tingkat suku bunga bank
8.     Investasi adalah keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan nilai hidup (penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia    

Mengelola Ekonomi Rumah Tangga (ERT) adalah tindakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga khususnya keuangan agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan secara optimum, memastikan adanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi keluarga.

Manfaat
Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) bertujuan untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku dan kemampuan anggota keluarga serta menggerakkan potensi ekonomi keluarga guna memastikan adanya:
  • Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimum.

  • Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.

  • Pertumbuhan ekonomi keluarga.


Prinsip Pengelolaan ERT
Prinsip pengelolaan ekonomi rumah tangga adalah adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan dan pengendalian tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga agar terdapat surplus secara continue diakumulasikan menjadi kekayaan yang semakin besar.

Sikap dasar yang diperlukan

1.    Kesadaran dan motivasi yang kuat dari semua anggota keluarga untuk mencapai pertumbuhan dan kehidupan ekonomi yang baik.

2.    Menggerakkan seluruh kemampuan dan potensi ekonomi keluarga guna mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

3.    Adanya keterbukaan, kejujuran, disiplin serta kerja sama semua anggota keluarga.

4.    Adanya pengendalian berupa perencanaan ekonomi rumah tangga dan pelaksanannya sehari-hari secara taat dan disiplin.

5.    Adanya susunan prioritas kebutuhan dan alokasi sumber ekonomi keluarga yang didasarkan atas tingkat kemendesakkan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan.


UNSUR-UNSUR PERT
Dalam mengelola ekonomi rumah tangga, diperlukan unsur-unsur penting, yaitu sebagai berikut: Pendapatan keluarga, rencana pengeluaran, catatan realisasi pendapatan dan pengeluaran, pandangan dan sikap yang tepat tentang tabungan, dan musyawarah keluarga (suami, istri dan anak-anak).

Pendapatan keluarga
Tidak mudah menghitung pendapatan apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tetap seperti misalnya petani. Apalagi pendapatan itu acapkali dalam satuan waktu panen, berupa hasil pertanian yang harganya berubah-ubah. Dalam hal seperti ini perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.

Menghitung pendapatan keluarga artinya: menjumlah semua penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga dari berbagai jenis sumber. Kesulitan timbul bilamana tidak semua anggota keluarga menyetorkan penghasilannya kepada seorang pengelola, biasanya istri/ibu rumah tangga. Istilahnya 'uang laki-laki' adalah bagian atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor atau jenis penghasilan suami yang tidak disetor kepada istri dan tentunya tidak tercatat.

Rencana pengeluaran
Seorang istri membelanjakkan penghasilan umumnya dengan 'naluri' atau 'perhitungan di luar kepala'. Praktek yang dapat terjadi adalah tanpa perhitungan sehingga tekor dan terpaksa diatasi dengan mencari utangan atau, gali lobang tutup lobang. Langkah pertama perencanaan anggaran belanja adalah menyusun berbagai jenis kebutuhan keluarga dalam urutan prioritas, yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan yang mutlak
  • Makan

  • Pakaian

  • Perumahan

  • Kesehatan

  • Pendidikan

  • Transport


2. Kebutuhan yang penting
  • Pembayaran utang/angsuran kredit

  • Olahraga, hiburan dn rekreasi keluarga

  • Hajat, sumbangan/undangan, gotong royong, arisan, pajak

  • Zakat, fitrah, sodakoh, sumbangan amal


3. Kebutuhan yang perlu
  • Peningkatan mutu dari berbagai kebutuhan yang mutlak dan yang penting.


4. Kebutuhan yang kurang perlu
  • Pengeluaran untuk kesenangan, hobi (rokok, minuman) atau pembelian barang dan jasa yang tidak terlalu diperlukan.


Kemudian, jumlah penghasilan keluarga dialokasikan menurut golongan dan urutan prioritasnya, tentu saja setelah dikurangi dengan tabungan yang secara disiplin disisihkan terlebih dahulu.

Pencatatan dan monitoring
Tidak ada manfaatnya menyusun rencana kalau tidak secara disiplin dilaksanakan. Bila seorang ibu pergi ke pasar untuk masak sayur asem, maka dia telah ingat betul apa yang harus dibeli untuk keperluan itu. Namun jika tidak disiplin sampai di depan pasar ia melihat orang jual sandal yang bagus, uang belanja dibelikan sandal dan bahan sayur asem tidak terbeli lagi, sedangkan sandal tidak dapat dibuat menjadi sayur asem.

Disiplin melaksanakan rencana dan mencatat sama saja dengan memonitor upaya mencapai tujuan. Berbagai penyimpangan dapat saja terpaksa dilakukan karena keadaan yang berubah atau rencana yang kurang cocok. Namun, kalau terlalu jauh, sama saja dengan tidak ada rencana. Mencatat dan memonitor dimaksudkan untuk memperoleh data guna melakukan evaluasi, apakah suatu rencana dapat dilaksanakan; apa penyimpangannya; seberapa jauh; mengapa bisa terjadi; dan bagaimana memperabaikinya.

Menabung
Menabung bukanlah semata perkara penyimpanan uang atau benda ekonomi lain yang dapat disimpan untuk penggunaan kemudian. Ada dasar sikap dan perilaku manusia dibaliknya. Banyak orang menganggap, hanya mereka yang memiliki penghasilan besar dapat menabung. Orang miskin tidak mungkin menabung, karena untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak cukup. Pandangan itu terlalu matematis. Disamping itu tidak benar dan juga menyesatkan karena akan membelenggu mereka yang miskin tetap berada dalam kemiskinan secara permanen.

Pandangan yang keliru tentang menabung
Sikap dasar yang salah bertolak dari anggapan orang menabung dari sisa pendapatan setelah digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan keluarga. Sementara orang tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan tanpa batas. Akibatnya mereka yang berpenghasilan kecil tidak dapat menabung. Dalam kenyataannya mereka yang berpenghasilan cukup besar, tetap tidak dapat menabung, ini disebabkan karena setiap peningkatan pendapatan akan merangsang timbulnya kebutuhan baru atau peningkatan kualitas yang sebelumnya tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu kebutuhan akan selalu lebih besar dari pada penghasilan yang diperoleh.

Pandangan yang benar tentang menabung
Sebenarnya menabung merupakan kunci untuk memperbaiki kehidupan ekonomi; lebih merupakan gejala sikap, perilaku dan disiplin manusia. Menanamkan kebiasaan menabung merupakan upaya strategis mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, semestinya menabung menjadi sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadar dan terus menerus bagian dari setiap penerimaan pendapatan.

Dengan begitu pengelolaan pendapatan keluarga akan memiliki dampak pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin besarnya akumulasi surplus keluarga. Dan orang kecil pun dapat menabung!

Menabung dapat dilihat dari dua sisi kehidupan keluarga. Satu sisi adalah menyisihkan bagian dari penerimaan pendapatan, sisi lain adalah penghematan dari setiap sen pengeluaran. Dengan demikian setiap keluarga dapat menabung dari dua gejala dasar ekonomi keluarga yaitu "penyisihan dari penerimaan" dan "penghematan dari pengeluaran".

Musyawarahkeluarga
Sangat jarang keluarga memiliki tradisi musyawarah, apalagi yang didayahgunakan untuk tujuan ekonomi. Musyawarah keluarga, dilakukan tidak hanya antara suami dan istri, tetapi juga anak-anak yang telah dapat mengerti. Bila dalam satu keluarga besar ada orang tua atau saudara yang menjadi tanggungan, mereka perlu diikut sertakan dalam musyawarah. Musyawarah terutama bertujuan untuk menyusun rencana keuangan bulan berikutnya dan mengevaluasi pelaksanaan rencana anggaran bulan sebelumnya, memperbaiki kesalahan dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan ekonomi keluarga.
3.2        Saran
Menabung adalah menyisihkan uang di awal bulan setelah kita menerima gaji. Manfaat menabung antara lain, untuk hal yang darurat, untuk mendidik anak-anak atau keluarga hidup ekonomis, suatu tempat untuk menjaga uang dengan aman, uang dapat ditarik sewaktu-waktu diperlukan, dan sebagai kebutuhan utama.
Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan daya guna/manfaat suatu barang dan jasa.
Pembuatan keputusan bagi kita, sebagai konsumen, tidak berhenti setelah kita membeli produk. Keputusan ini terus berlanjut selama kita bermaksud menggunakannya. Apakah pada saat ini tidak ada alternatif penggunaan lain yang lebih bagi uang yang kita miliki? Apakah tidak sebaiknya jika kita tabung saja uang tersebut untuk kebutuhan di masa datang atau untuk berjaga-jaga.